Pakar HTN Universitas Nommensen: MKMK Kurang Yakin Dengan Pelanggaran Berat

Pakar HTN Universitas Nommensen: MKMK Kurang Yakin Dengan Pelanggaran Berat
Dr. Janpatar Simamora, SH., MH, pakar HTN, yang juga merupakan Dekan Fakultas Hukum dari Universitas HKBP Nommensen Medan. (Foto: Dok Pribadi/Forumpublik.com)

MEDAN - Forumpublik.com | Majelis Kehormatan Mahkamah Konstitusi (MKMK) menyatakan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Anwar Usman melakukan pelanggaran berat sehubungan dengan gugatan syarat usia Calon Presiden (Capres)-Calon Wakil Presiden (Cawapres), di Jakarta, Selasa (7/11/2023).

Namun, menurut Janpatar Simamora pakar Hukum Tatanegara (HTN), putusan MKMK itu tidak mempengaruhi keabsahan putusan MK soal usia capres-cawapres itu.

Ia menjelaskan, banyak pihak berharap agar MKMK membatalkan putusan MK terkait usia Capres-Cawapres.

"Hal ini menurut saya mustahil dilakukan, karena putusan MK bersifat final dan mengikat," kata Janpatar yang merupakan Dekan Fakultas Hukum dari Universitas HKBP Nommensen Medan, di Medan, Selasa (7/11/2023).

Ia mengatakan, hal ini ditegaskan dalam Pasal 24C ayat 1 UUD 1945. Putusan MK itu bagaikan kitab suci yang tidak bisa dilakukan perubahan atau pencabutan karena tidak mengenal upaya hukum apapun.

"Maka sejak awal saya berkeyakinan bahwa MKMK tidak akan berani masuk pada substansi putusan MK," ungkapnya.

Baca juga: Stabilitas Sistem Keuangan Triwulan III 2023 Terjaga, KSSK Solid

Dalam berbagai kesempatan, ia sering mempersoalkan sifat putusan ini. Karena, bagaimanapun juga bahwa hakim MK juga manusia yang tidak luput dari kesalahan atau kekurangan.

"Maka, seyogianya putusannya juga dapat dikoreksi secara hukum," katanya.


Lanjut Janpatar mengatakan harus dipahami, sejak awal bahwa wewenang MKMK terbatas hanya untuk menjaga keluhuran martabat dan kehormatan Mahkamah Konstitusi serta memeriksa dan memutus dugaan pelanggaran kode etik dan perilaku hakim konstitusi. Hal ini diatur dengan tegas dalam Peraturan MK No. 1 Tahun 2023 tentang MKMK.

"Jadi tidak sampai masuk pada putusan mahkamah, karena pendapat hakim dalam putusan dianggap sebagai independensi hakim," ungkap Janpatar.

Ia berpandangan, MKMK yang menyatakan bahwa seluruh hakim konstitusi melakukan pelanggaran dengan kategori berbeda, mulai pelanggaran ringan sampai berat, khususnya karena dianggap tidak bisa menjaga kerahasiaan Rapat Permusyawaratan Hakim atau RPH sebagai tahapan persidangan yang bersifat rahasia di MK.

Sehingga, MKMK menyatakan Anwar Usman melakukan pelanggaran berat dalam menangani kasus batas usia Capres-Cawapres, yang kemudian diberhentikan dari jabatan sebagai Ketua MK. Sanksi ini tentu wajar dan patut dijatuhkan.

"Terkait hal ini, jika terbukti melakukan pelanggaran berat, semestinya Anwar Usman dijatuhkan sanksi berupa Pemberhentian Tidak Dengan Hormat (PTDH) sebagaimana diatur dalam Pasal 47 Peraturan MK No. 1 Tahun 2023, bukan hanya sebatas diberhentikan dari jabatan sebagai ketua MK," katanya.

Jika MKMK konsisten dengan pendapatnya bahwa Anwar Usman melakukan pelanggaran berat, maka sanksi yang seharusnya menurut PMK No 1 Tahun 2023 adalah PTDH.

"Toh ketika putusan dengan sanksi PTDH itu dijatuhkan dan kemudian dianggap keliru, maka hakim yang bersangkutan masih dimungkinkan membela diri dihadapan sidang Majelis Kehormatan Banding," ucap Janpatar.

Namun mencermati putusan MKMK kali ini, ia melihat sepertinya MKMK kurang yakin dengan pelanggaran berat yang disebutkan atau mungkin berbeda pandangan sesama majelis kehormatan dalam menilai pelanggaran yang mereka temukan.

Ia menegaskan, ini menjadi catatan penting ke depannya agar MKMK juga dapat bersikap tegas dan konsisten dalam menjalankan wewenangnya demi menjaga marwah lembaga pengawal konstitusi.

"Selain itu, kasus ini juga menjadi pelajaran berharga bagi seluruh hakim MK agar mampu menjaga marwah dan nama baik institusi sekelas MK. Sehingga, masyarakat luas percaya akan reputasi MK sebagai salah satu lembaga pelaksana kekuasaan kehakiman di tanah air yang benar-benar menjadikan hukum sebagai panglima di negeri ini," ungkapnya.

Baca juga:
Di Tengah Peningkatan Risiko Global, Manufaktur Indonesia Konsisten Ekspansif
Prabowo-Gibran Resmi Daftar Capres-Cawapres ke KPU
Pilpres 2024, Ganjar-Mahfud Resmi Daftar Capres-Cawapres ke KPU
Anies-Cak Imin Resmi Daftar Capres-Cawapres Pilpres 2024 ke KPU

Editor: Ari Tonang


0 comments:

Post a Comment