Beberapa Gejala dan Tips Agar Mata Bebas dari 'Lensa' Minus

Beberapa Gejala dan Tips Agar Mata Bebas dari 'Lensa' Minus
Ilustrasi: Mata minus ataupun rabun jauh. (Poto: THINKSTOCK.COM)

FORUMPUBLIK.COM
 -- 
Mata minus atau rabun jauh memiliki istilah medis miopia. Kondisi ini menyebabkan Anda kesulitan melihat benda jarak jauh.

Kerusakan pada mata dapat mengganggu aktifitas sehari-hari dan membuat kualitas hidup berkurang. Jika Anda memaksakan berkendara dalam kondisi mata minus tanpa menggunakan kacamata, tentu akan membahayakan keselamatan Anda.

Memaksakan melihat dengan kondisi mata minus juga bisa membuat mata Anda menjadi tegang karena dipaksakan untuk melihat atau memfokuskan objek. Kondisi ini juga dapat menimbulkan sakit kepala.

Mata minus yang berat akan meningkatkan risiko penyakit mata yang serius, antara lain terlepasnya retina (ablasio retina). Glaukoma dan katarak juga dapat terjadi.

Mengutip dari alodokter.com, Minggu (01/09/19) perlu untuk kita perhatikan beberapa Gejala Mata Minus dibawah ini:
  1. Kesulitan saat melihat sesuatu dari jarak jauh namun jelas saat melihat jarak dekat
  2. Memicingkan mata saat melihat sesuatu
  3. Kesulitan melihat saat mengendarai kendaraan
  4. Perlu duduk dekat dengan papan tulis (miopia pada anak) untuk melihat jelas
  5. Ketika menonton televisi harus dekat agar dapat terlihat jelas
  6. Mata terasa tegang
  7. Mata terasa lelah
  8. Sakit kepala
  9. Sering mengucek mata
  10. Mata sering berkedip


Obat untuk mengurangi gangguan mata minus, plus, atau silinder, memang belum ditemukan. Namun teknologi yang dapat mengoreksi gangguan penglihatan terus dikembangkan.

Inilah yang ditawarkan CoZi Lasik, yaitu generasi teranyar dari lasik dengan proses yang lebih cepat dan risiko yang semakin rendah.

"Teknologi ini membuat proses koreksi kornea menjadi jauh lebih cepat," ujar Setiyo Budi Riyanto, konsultan sekaligus operator untuk bedah katarak dan refraktif di RS Mata Jakarta Eye Center (JEC) di Spumante, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (14/8/19) seperti dilansir dari Cnn.

Setiyo menjelaskan, bila teknologi lasik terdahulu bisa memakan waktu 40 detik dalam mengoreksi kornea, CoZi Lasik hanya membutuhkan waktu 20 detik.

"Semakin cepat maka hasilnya makin presisi. Jika penggunaan laser terlalu lama, nanti bisa overcorrection karena kornea kering," imbuh dia.

Overcorrection atau koreksi berlebihan memang menjadi salah satu efek samping dari lasik. Semisal, Anda memiliki mata dengan minus 5, over correction dapat membuat minus berubah menjadi plus. Dengan CoZi Lasik, risiko ini jauh berkurang.

Secara sederhana, 'cara kerja' lasik ialah dengan mengubah bentuk kelengkungan kornea demi mengoreksi gangguan refraksi seperti mata minus, plus dan silinder. Selama tindakan, bagian kornea akan dibuka. Lalu, koreksi kelengkungan kornea pun dilakukan.

Walau begitu, hasil lasik memang tidak 100 persen menghilangkan gangguan refraksi. Setiyo memberikan contoh, pasien dengan mata minus 5 yang menjalani prosedur lasik, tidak serta merta minusnya hilang menjadi 0.

Menurutnya, ada toleransi minus 0,25 hingga maksimal minus 1. Namun ia menjamin, pasien yang melakukan prosedur CoZi Lasik tidak lagi memerlukan kacamata atau lensa kontak untuk bisa melihat dengan jelas.

Di Indonesia, teknologi lasik sudah ada sejak tahun 1995. Teknologi yang memadukan mikrokeratom dan aplikasi laser ini membawa angin segar untuk mereka yang enggan memakai kacamata atau lensa kontak.

Lihat juga:

(S Ar)

0 comments:

Post a Comment