Ahli Bongkar Sebab Gelombang Radio yang Terus Datang dari Luar Angkasa

Ahli Bongkar Sebab Gelombang Radio yang Terus Datang dari Luar Angkasa
Ilustrasi. Sinyal radio aneh yang datang dari luar angkasa jauh" yang kerap menyedot perhatian publik. (McGill University Graphic Design Team)

JAKARTA - Forumpublik.com | Kabar tentang "sinyal radio aneh yang datang dari luar angkasa jauh" kerap menyedot perhatian publik, sehingga membuat para ahli punya penjelasan di balik fenomena tersebut.

Meski terlihat tenang dan diam, luar angkasa ternyata begitu 'sibuk' jika dilihat dari gelombang radio. Kenyataannya, Bumi secara konstan dibombardir oleh gelombang radio, yang merupakan tipe energi atau cahaya yang diproduksi secara alami di seluruh kosmos.

Gelombang radio sangat bernilai untuk dideteksi menggunakan antena raksasa berbentuk piring. Pasalnya, fenomena ini bisa menguak peristiwa menarik di angkasa jauh yang tidak bisa dilihat mata, seperti ledakan bintang atau lubang hitam yang sedang memakan debu kosmik.

Hal-hal seperti itu normal terjadi dan bukanlah bentuk komunikasi intergalaktik, alias dari alien, seperti yang selama ini kerap didengung-dengungkan.

"Sejak kemunculan radio astronomi, inilah yang dilakukan para astronom. Mereka mengatakan kepada orang-orang 'Ini bukan alien," kata Yvette Cendes, astronom dan mahasiswa post-doktoral di Harvard-Smithsonian Center for Astrophysics seperti dilansir Mashable.

Gelombang-gelombang radio yang terdeteksi itu sering datang dari galaksi yang jauhnya sulit dibayangkan, bertahun-tahun cahaya dari Bumi. Bagi manusia, gelombang itu bak bisikan yang terbawa angin.

Baca : Langkah Lanjutan Kominfo Usai Peluncuran Satelit Republik Indonesia

Itulah kenapa para astronom harus menggunakan antena raksasa untuk menemukannya.

"Jika Anda mengambil ponsel Anda dan meletakkannya di bulan, itu akan menjadi salah satu sumber radio paling terang di langit," jelas Cendes.

"Ini adalah sinyal yang sangat redup. Jumlah energi yang dikumpulkan dalam sejarah astronomi radio lebih kecil dari energi yang dibutuhkan untuk melelehkan kepingan salju." katanya lagi.

Namun demikian, para astronom seperti Cendes tidak mendengarkan gelombang seperti saat mendengar radio; sebuah kesalahpahaman seperti yang ditunjukkan dalam film fiksi ilmiah Contact.

Para astronom menggunakan antena besar untuk mengumpulkan gelombang tersebut saat mereka lewat agar dapat melihat peristiwa atau objek di angkasa jauh.

Panjang gelombang radio sendiri beragam dan setiap peristiwa di angkasa menghasilkan gelombang radio yang berbeda.

Secara esensial, para astronom dapat "mencocokkan" ke dalam kanal berbeda yang menyebarkan "pertunjukkan" kosmik berbeda.

"Langit terlihat tenang dan diam. Tetapi jika Anda melihat dalam pita radio, fenomena energik yang ekstrem sedang terjadi di Semesta," kata Poonam Chandra, astronom di National Radio Astronomy Observatory in Charlottesville.

Beberapa obyek umum atau peristiwa kosmik yang menghasilkan gelombang radio:

1. AGN (Active Galactic Nuclei)
Hal ini bisa ditemukan di pusat galaksi, merupakan kumpulan lubang hitam berukuran raksasa yang menghasilkan energi ke dalam kosmos.

Tidak semua galaksi memiliki objek seperti itu, tetapi karena lubang hitam ini sangat terang saat terdeteksi dengan teleskop radio, para astronom sering melihatnya, jelas Cendes.

2. Ledakan besar luar angkasa
Bintang-bintang besar secara teratur meledak di angkasa. Hal itu lantaran bintang yang lebih besar dari Matahari kehabisan bahan bakar lalu meledak.

Peristiwa ini kerap disebut sebagai supernova dan pancaran sinar gamma. Gelombang radio dari peristiwa tersebut memberi para astronom banyak informasi tentang bagaimana sebuah bintang meledak, dan bahkan bagaimana ia berevolusi.

3. Formasi bintang
Bintang memancarkan gelombang radio tertentu saat proses pembentukannya. Dan para astronom dapat menyetel gelombang radio untuk memahami bagaimana bintang terbentuk di galaksi lain.

4. Fast Radio Burst (FRB)

Detak gelombang radio yang berlangsung milidetik. Mereka sering diberi label sebagai "misterius", sebagian karena para astronom masih meneliti dari mana asalnya dan bagaimana mereka dibuat.

Baca juga:
Berikut Komitmen Pemerintah Perbaiki Tata Kelola Industri Kelapa Sawit
Luhut Uji Coba Kereta Cepat Jakarta-Bandung, Kecepatan Maksimum 385 Km/Jam
Terbesar Se-Asia Tenggara, Presiden Resmikan "Groundbreaking" Pabrik Foil Tembaga di Gresik
Ahli Temukan Cara Memperbesar Memori Otak
Tim Keamanan Digital Google: Hp Samsung dan Vivo Chip Exynos Rawan Diretas

(lth/arh/CNN Indonesia)

0 comments:

Post a Comment