Antisipasi Perang Saudara, Jerman Tutup Kedutaan di Negara Ini

Manto
22 March 2025 | March 22, 2025 WIB Last Updated 2025-03-22T16:21:29Z
Antisipasi Perang Saudara, Jerman Tutup Kedutaan di Negara Ini
Pemerintah Jerman mengatakan Sudan Selatan saat ini berada di jurang konflik perang saudara. (Foto: Reuters)

Jakarta - Forumpublik.com | Jerman akan menutup sementara kedutaannya di ibu kota Sudan Selatan, Juba, di tengah kekhawatiran kemunculan perang saudara yang baru, demikian pernyataan Menteri Luar Negeri Annalena Baerbock pada Sabtu (22/3/2025).

"Setelah bertahun-tahun berada dalam perdamaian yang rapuh, Sudan Selatan sekali lagi berada di ambang perang saudara. Kami memutuskan minggu ini untuk menutup sementara kedutaan kami di Juba karena situasi saat ini.

Keselamatan rekan-rekan kami adalah prioritas utama," katanya lewat platform media sosial X (dulu Twitter).

Baca: Kecelakaan Bus Tewaskan 6 Jemaah Umrah RI di Saudi, 4 Diantaranya Satu Keluarga

Baerbock menuduh Presiden Sudan Selatan Salva Kiir dan Wakil Presiden Riek Machar menjerumuskan negara itu ke dalam lingkaran kekerasan.

"Adalah tanggung jawab mereka untuk mengakhiri kekerasan yang tidak masuk akal dan akhirnya melaksanakan perjanjian damai," tambah Baerbock.

Pada Selasa, kedutaan besar Kanada, Jerman, Belanda, Norwegia, Inggris, Amerika Serikat, dan delegasi Uni Eropa menawarkan mediasi mereka untuk "menjaga perdamaian" di Sudan Selatan.

Kementerian luar negeri Jerman selama bertahun-tahun telah melarang perjalanan ke Sudan Selatan.

Baca: Lebih dari 1.000 Orang Tewas di Suriah Akibat Bentrok Selama Dua Hari

Perebutan kekuasaan antara para jenderal di Sudan dimulai pada 15 April 2023, ketika sebagian besar wilayah Khartoum jatuh ke tangan paramiliter RSF.

Hampir dua tahun sejak perebutan kekuasaan itu, perang telah menewaskan puluhan ribu orang dan menyebabkan lebih dari 12 juta orang mengungsi, termasuk lebih dari separuh populasi di Khartoum Raya sebelum perang.

Dalam perkembangan terbaru, militer Sudan mengklaim telah berhasil merebut kembali Istana Kepresidenan di Khartoum, dari kelompok paramiliter Pasukan Dukungan Cepat (Rapid Support Forces/RSF) pada Jumat (21/3) waktu setempat.

Salah satu perwira militer Sudan dengan pangkat kapten kemudian menyampaikan pengumuman bahwa para tentara sudah berada di dalam kompleks.

Baca: China di Perintahkan Hakim AS Bayar Ganti Rugi USD24 Miliar pada Missouri dalam Kasus Covid-19

(afp/vws/cnnindonesia.com)
Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Antisipasi Perang Saudara, Jerman Tutup Kedutaan di Negara Ini

Trending Now

Iklan