Inflasi Indonesia Masih Terkendali

Inflasi Indonesia Masih Terkendali
Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati. (Foto: Istimewa)

JAKARTA - Forumpublik.com | Tingginya tekanan dari harga pangan dan energi cukup berat di berbagai negara yang termasuk Indonesia, inflasi pada Indonesia masih terkendali.

Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengatakan, jika dilihat inflasi Indonesia bulan lalu, Agustus dari 4,9% turun sedikit menjadi 4,6%.

"Inflasi biasanya terjadi pada bulan September," ungkap Menkeu dalam Bloomberg Recovery and Resilience : Spotlight on ASEAN Business yang diselenggarakan secara hybrid, Senin (12/09/2022).

Jika dilihat dari komponennya, Menkeu mengatakan volatile food merupakan penyumbang inflasi utama. Seperti halnya yang berasal dari gandum dan minyak goreng yang sangat berkorelasi tinggi dengan situasi geopolitik.

"Jadi pertanyaan dari sudut pandang kebijakan, bagaimana kita akan merespon inflasi yang terutama dari gangguan pasokan. Tadi pagi misalnya Bapak Presiden berkali-kali berdiskusi dengan seluruh Gubernur dan Walikota agar bisa melihat detail darimana tekanan harga ini berasal, terutama untuk harga makanan yang menurut saya bisa dicegah," ungkap Sri Mulyani.

Baca juga: Pemerintah dan BI Luncurkan Uang Rupiah Kertas Tahun Emisi 2022

Sementara itu, tekanan harga energi menyebabkan Pemerintah menyesuaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM). Solar dan Pertalite mengalami kenaikan harga rata-rata 30%.

Menkeu mengatakan, kebijakan ini di satu sisi sedikit melepaskan tekanan pada anggaran subsidi, namun di sisi lain meningkatkan inflasi administered price.

"Jadi kami mencoba untuk memastikan bahwa pertama jika masalah datang dari sisi pasokan, kami akan mengatasi di sisi pasokan," tandas Menkeu.

Menkeu memaparkan pula jika Bank Indonesia sebagai otoritas sisi moneter juga menetapkan kebijakan yang mampu mengelola ekspektasi inflasi serta stabilitas rupiah.

Di tengah dollar yang terus menguat, depresiasi Indonesia sekitar 4,5% terhitung ringan atau sedang jika dibandingkan dengan banyak negara lain. Hal ini karena kinerja neraca pembayaran Indonesia yang cukup baik.

"Neraca perdagangan telah surplus selama 27 bulan, jadi kami memiliki lebih banyak ketahanan di sisi eksternal, tetapi kami tahu bahwa situasi global tidak akan mudah," pungkas Menkeu.

Lihat juga:
Pengacara Keluarga Brigadir J Ungkap Ferdy Sambo Curi 4 Rekening Usai Dibunuh
Diskusi Publik PIC, Rifaldi: Politik Identitas Memperkeruh Demokrasi
LMAN: Pendanaan Pengadaan Lahan PSN 2022 Capai Rp6,2 Triliun
APBN Mei Surplus Rp132,2 Triliun Didukung Pendapatan Negara Capai Rp1.070,4 Triliun
Satgas BLBI Sita Aset Obligor Eks Bank Asia Pacific

Redaksi
Editor: Rusmanto

0 comments:

Post a Comment