Melalui AIPF, Indonesia Identifikasi Proyek Kerja Sama Senilai Rp490,59 Triliun

Melalui AIPF, Indonesia Identifikasi Proyek Kerja Sama Senilai Rp490,59 Triliun
Presiden Jokowi bersama para kepala negara/pemerintahan negara ASEAN mendengarkan presentasi dari Dirut PT PLN (Persero) Darmawan Prasodjo (kanan) saat mengunjungi stan di sela-sela acara ASEAN-Indo-Pacific Forum (AIPF) di Hotel Mulia, Jakarta, Selasa (05/09/2023). (Foto: Media Center KTT ASEAN 2023/Galih Pradipta/aww)

JAKARTA - Forumpublik.com |
Melalui kegiatan penjajakan bisnis (business matching) yang dilakukan selama penyelenggaraan Forum ASEAN-Indo-Pasifik (AIPF), Indonesia mengidentifikasi proyek kerja sama senilai 32 miliar Dolar AS atau sekitar Rp490,59 triliun

Wakil Menteri Luar Negeri (Wamenlu) Pahala Mansury mengatakan, selain hal diatas, sebagai penyelenggara AIPF yang menjadi kegiatan unggulan dari Konferensi Tingkat-Tinggi (KTT) ke-43 ASEAN, Indonesia juga mengupayakan kerja sama untuk proyek dari negara-negara lain dengan total nilai 810 juta Dolar AS (sekitar Rp12,4 triliun).

"Meskipun belum bisa difinalisasi dalam pertemuan hari ini, kita harapkan business matching tersebut akan bisa meningkatkan kerja sama dan pemahaman sebenarnya kebutuhan investasi yang diharapkan oleh masing-masing negara," kata Pahala, dikutip dari rilis Tim Komunikasi dan Media KTT ASEAN 2023, Jumat (08/09/2023).

Adapun kegiatan business matching AIPF dihadiri oleh sekitar 185 investor dalam negeri dan internasional, di antaranya, PT Bank Mandiri Tbk, Bank Permata, Bank SBI Indonesia, Bank CCB Indonesia, PT Bank Jawa Barat, PT Astra Infrastruktur, PT Amman Mineral Tbk, Dian Swastatika Sentosa, AIIB, Standard Chartered, Sumitomo (SMBC), Commerzbank, ACWA (Saudi Arabia), EDF Energy (Prancis), KEPCO (Korea), IGNIS (Spanyol), China Railway Corporation, Sinohydro, China State Construction Engineering, Siemens (German), Inpex Geothermal (Jepang), British Columbia (Canada), and Actis (Inggris).

Sektor-sektor bisnis yang dipromosikan melalui AIPF meliputi pengembangan energi baru terbarukan, hidrogen, amonia, kilang alumina, rantai pasok baterai, serta infrastruktur jalan tol dan pelabuhan.

Indonesia sendiri memfokuskan kerja sama dengan mitra internasional untuk proyek strategis di bidang energi dan migas (lima proyek), jalan tol (sembilan proyek), pelabuhan (lima proyek), kesehatan (enam proyek), pupuk (tiga proyek), infrastruktur (sepuluh proyek), pariwisata (sembilan proyek), juga ekosistem baterai kendaraan listrik dan rantai pasok (tiga proyek).

Dalam paparannya, kata Pahala, para pemimpin tersebut menegaskan bahwa prioritas ke depan untuk kemitraan strategis dengan ASEAN akan difokuskan ke sektor kerja sama yang berkelanjutan.

"Seperti pengembangan energi bersih, pembiayaan inovatif dan berkelanjutan, serta pembangunan infrastruktur hijau," ungkap Pahala.

Baca: Laos Terima Estafet Keketuaan ASEAN dari Indonesia

Pada kegiatan tersebut, menurut Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara (Wamen BUMN) Rosan Roeslani, sektor yang banyak menarik minat para investor adalah energi hijau dan ekosistem baterai kendaraan listrik.

"Banyak juga yang ingin berpartisipasi di sektor digitalisasi karena mereka melihat banyak potensi masyarakat kita yang belum tersentuh oleh formal financing," tutur Rosan.

Rosan menyebut sejumlah BUMN terbesar Indonesia seperti Pertamina, Pupuk Indonesia, PLN, Pelindo, Jasa Marga, MIND ID, dan Injourney turut berpartisipasi dalam AIPF.

Beberapa proyek strategis juga ditampilkan oleh Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), yang diharapkan dapat menjadi platform percepatan investasi untuk beberapa proyek infrastruktur seperti proyek jalan tol ruas Demak-Tuban, Tuban-Gresik, Tasikmalaya-Gedebage-Ciamis, serta proyek SPAM Jatiluhur.

"Selain itu, beberapa negara ASEAN seperti Brunei, Myanmar, Thailand, Malaysia, dan Filipina turut mempresentasikan proyek potensial di sektor telekomunikasi dan infrastruktur," kata Rosan.

Selama kegiatan yang diselenggarakan pada 5-6 September 2023, AIPF turut dihadiri oleh pemimpin dari negara-negara ASEAN seperti Presiden Filipina Ferdinand Marcos Jr., Perdana Menteri (PM) Singapura Lee Hsien Loong, the Head of Delegation of the Kingdom of Thailand Sarun Charoensuwan, PM Vietnam Pham Minh Chinh, PM Laos Sonexay Siphandone, Sultan of Brunei Darussalam Hassanal Bolkiah, PM Kamboja Hun Manet, PM Malaysia Anwar Ibrahim, dan PM Timor Leste Xanana Gusmao.

Tiga pemimpin dunia seperti PM Jepang Fumio Kishida, PM Australia Anthony Albanese, dan PM Kanada Justin Trudeau turut hadir dan menjadi pembicara kunci dalam sesi leaders’ talk.

Baca juga:
Jaga Kesejahteraan Rakyat, Jokowi Ajak Asean dan PBB Perkuat Kerja Sama
Urusan Produksi Baterai Lithium, Indonesia Masih Kalah dari Argentina
Sri Mulyani Sampaikan Capaian Presidensi G20 Indonesia pada Interactive Seminar di Arab Saudi
Menkeu Ingatkan Negara Berkembang, Risiko Scarring Effect Sebagai Dampak Pandemi
Indonesia Peringkat Ketiga Pemegang Saham Terbesar di Islamic Development Bank

Redaksi
Editor: Firmanto

0 comments:

Post a Comment