Penangkapan Terduga 3 Teroris di Kampar Gunakan KK Orang Lain Tinggal Dikontrakan

Bawa KK Orang Lain, Berikut Proses Penangkapan Terduga 3 Teroris di Kampar
Beberapa polisi memakai helm dan rompi antipeluru terlihat siaga mengawal warga yang menyaksikan penyergapan saat akan meninggalkan lokasi kejadian, Minggu (21/6/20). (HENDRAWAN KARIMAN/RIAUPOS.CO)

KAMPAR (RIAU) Forumpublik.com |
Tim Gabungan Densus 88, Brimob Polda Riau dan Polres Kampar melakukan penyergapan terhadap tiga terduga teroris di Kelurahan Airtiris, Kecamatan Kampar, Kabupaten Kampar, Riau, Minggu (21/6/20).

Saat penyergapan ketiga terduga terosis ini sempat mencoba lari lewat pintu belakang dan polisi sempat melepaskan tembakan.

Tiga terduga teroris yang ditangkap Densus 88 Mabes Polri lebih kurang dua bulan tinggal di Kelurahan Air Tiris, Kecamatan Kampar. Mereka mengontrak sebuah rumah permanen di RT 003 RW 004 milik warga setempat.

"Mereka bermukim di situ seminggu menjelang Ramadhan kemarin. Di situ mereka mengontrak," kata Pelaksana tugas (Plt) Lurah Air Tiris, Ahmad Azhari Hamidi melansir dari Kompas, Selasa (23/6/20).

Dia mengatakan, pada saat itu ketua RT sempat meminta mereka untuk menunjukkan kartu tanda penduduk (KTP).

Namun, mereka hanya menunjukkan kartu keluarga (KK) yang bukan namanya atau milik orang lain.

"Ada kelalaian ketua RT kenapa tidak dia tanya KTP mereka yang asli," sebut Azhari.

Selama tinggal di rumah kontrakan, lanjut Azhari, ketiga terduga teroris tidak berbaur dengan masyarakat sekitar. Meski begitu, tidak ada kegiatan mencurigakan yang dilakukan oleh terduga teroris tersebut.

"Kegiatan yang mencurigakan tidak ada. Bahkan, kata warga hampir tiap malam mendengar mereka mengaji," kata Azhari.

Sementara itu, Azhari mengaku mendapat informasi bahwa satu dari tiga terduga pelaku sempat berjualan es buah di lingkungan warga.

"Informasi yang saya dapat, satu terduga pelaku jualan es buah di depan kantor camat di pinggir jalan. Sedangkan yang dua lagi katanya kerja di bagian Sutet (saluran udara tegangan tinggi) gitu," kata Azhari.

Terkait kejadian ini, Azhari mengaku akan memperketat aturan bagi orang luar yang masuk ke Air Tiris. Ia mengaku tidak mau kecolongan dua kali. Pihaknya meminta seluruh RT dan RW untuk mendata semua warga yang berdomisili di Air Tiris.

"Kami sudah mengadakan rapat terkait masalah ini. Kami sepakat akan mendata semua rumah kontrakan meminta KTP dan KK yang asli. Kalau tidak ada, mohon maaf tidak bisa lagi tinggal di Air Tiris ini. Kami tidak mau kecolongan lagi. Dan, kami akan memasang pamflet bagi warga baru harus melapor 1x24 jam. Selain itu, kami akan mengaktifkan pos ronda," pungkas Azhari.

Baca juga: Kapolri Terbitkan TR Tanggapi Video Viral Keluarga Ambil Paksa Jenajah PDP Covid-19


Proses Penangkapan

Sebelumnya, mengutip dari Riaupos.jawapos, Selasa (23/6/20), sewaktu penangkapan, suara letupan senjata api mengejutkan warga RT 03 RW 04 Kelurahan Airtiris.

Asnur (28) yang sedang berada tidak jauh dari lokasi, langsung mencari arah suara tembakan tersebut. Tidak berapa lama dirinya melihat sudah banyak warga yang datang berkerumun tak jauh dari lokasi sekitar pukul 12.30 WIB. Asnur juga melihat banyak polisi menggunakan helm dan rompi antipeluru.

Polisi telah mengepung rumah yang diketahui Asnur merupakan rumah almarhum nenek Lisuik yang belum lama meninggal.

Namun, dirinya dan puluhan warga tidak bisa mendekat hingga radius 100 meter dari rumah tua itu. Garis polisi berwarna kuning telah mengitari halaman rumah. Sejumlah personel polisi, dua mobil yang salah satunya mobil Gegana terparkir dekat rumah tersebut.

"Tadi (kemarin, red) kaget aja, kirain apa? Rupanya ada teroris. Rupanya itu bunyi tembakan peringatan sebelum polisi masuk ke rumah," cerita Asnur.

Menurut keterangan Asnur, rumah yang disergap tersebut tinggal tiga terduga teroris sejak tiga bulan terakhir. Dirinya mengaku tidak tahu persis, yang jelas 10 hari menjelang Ramadan, rumah itu sudah ditempati. Namun dirinya tidak pernah berkomunikasi langsung dengan para penghuni.

Namun, setiap hari melewati rumah sewaan tetangga itu, dirinya hanya melihat para penghuninya berjambang dan berjenggot.

"Yang ngontrak bertiga, lelaki semua. Mereka berjambang dan jarang keluar. Ndak ada ngomong. Kerjanya aja kami tak tahu. Memang waktu bulan puasa lalu, mereka ada jualan minuman di Pasar Airtiris," cerita Asnur.

Kendati kurang bersosialisasi, Asnur mengaku tidak menaruh curiga. Hanya saja, ketiga orang tersebut tidak pernah dilihatnya Shalat Jumat di masjid sekitar.

Asnur juga mengaku melihat beberapa kali ada tamu datang ke rumah tersebut. Tamu itu menurut Asnur, di antaranya pernah dilihatnya menggunakan kendaraan roda empat. Dirinya pernah melihat yang datang berdua, salah satunya menggunakan cadar.

"(Identitas) tidak ada yang tahu. Cuma saya dengar cerita orang yang sering ngantar air minum ke sini (rumah kontrakan terduga teroris, red), satu orang sempat bicara sama ibu (orang tua Asnur, red) dan mengakunya orang Simpang Kubu," sebut Asnur tanpa bisa memberikan keterangan lebih lanjut terkait identitas tiga terduga teroris tersebut.

Sejumlah warga yang ikut menyaksikan penyergapan rumah tersebut mengatakan, dua terduga lainnya merupakan asal Merangin dan satu lagi berasal dari Aceh. Namun, informasi tersebut tidak bisa dikonfirmasi kebenarannya. Lurah Airtiris, Ashar yang berada di lokasi juga mengaku tidak mengetahui identitas para terduga teroris.

"Rumah ini tidak boleh didekati hingga status quo karena masih ada barang-barang berbahaya dalam rumah. Kami ingatkan lagi, nanti kami minta RT dan RW untuk memastikan rumah ini tidak dimasuki oleh siapa pun," sebut Ashar.

Terkait identitas terduga teroris, Ketua RT 04 Asril yang didatangi wartawan ketika pihak kepolisian sudah meninggalkan lokasi, juga mengaku tidak tahu. Asri yang terlihat sedikit takut ditanyai wartawan hanya mengaku pernah berkomunikasi dengan salah seorang di antara mereka saat malam Ramadan.

"Dia pernah datang sekali malam hari mengantar Kartu Keluarga (KK) pada bulan Ramadan. Tapi saya tidak tanya nama karena mau cepat-cepat salat," terangnya.

Ketika ditanya nama-nama tertera di atas KK tersebut, Asril juga mengaku tidak sempat membacanya. Dirinya juga tidak tahu di mana KK itu saat ini.

Penyergapan juga diketahui Agus (34) yang tinggal tidak jauh dari lokasi penangkapan. Dirinya bercerita, saat suara tembakan polisi, dirinya sedang berada di dekat lokasi kejadian. Ia ikut melihat salah satu terduga teroris mencoba lari dari belakang rumah.

"Satu orang ditangkap sekitar 50 meter di belakang rumah, berdua ke arah sawah sekitar 100 meter dari rumah. Waktu suara tembakan itu mereka lari dari pintu belakang, semuanya ditangkap dan langsung dibawa pergi," terangnya.

Terkait identitas pelaku, Agus berdasarkan cerita tetangganya, mereka bertiga bukanlah warga Airtiris.

"Yang hanya saya ketahui, satu dari Simpang Kubu, satu asal Rantau Berangin dan satu dari Aceh," sebutnya.

Pihak kepolisian sejauh ini, dalam hal ini Polres Kampar belum bersedia memberikan keterangan lebih detail terkait penyergapan ini.

"Masalah teroris itu kegiatan Densus, tak ada laporannya sama kami," ujar Kabag Humas Polres Kampar Iptu Deni Yusra saat ditanya kejadian penangkapan terduga teroris di Kelurahan Airtiris.

Diduga Bawa Bom, Warga Ditangkap di Jalan

Sementara itu, di Pekanbaru, kepolisian melakukan penangkapan terhadap seorang pengendara sepeda motor di Jalan HR Soebrantas, Ahad (21/6/20). Penangkapan pria yang belum diketahui identitasnya itu diduga lantaran membawa bom.

Salah seorang warga, Kiki menyebutkan, proses penangkapan itu berlangsung sekitar pukul 11.00 WIB. Saat itu, dirinya melihat pengendara ditabrak dari arah belakang oleh pengendara lain, dan terjatuh tepat di depan Jalan Kutilang Sakti.

"Kami kira awalnya kecelakaan, tapi rupanya ada penangkapan," ungkap Kiki.

Perempuan berprofesi pedagang tersebut menambahkan, penangkapan dilakukan enam orang pria berpakaian sipil dan menggunakan senjata api (senpi) laras pendek. Kiki bersama warga lain mencoba mendekati tapi seorang pria yang melakukan penangkapan menyampaikan ada bom dan meminta menjauh dari tempat tersebut.

"Mereka bilang ada bom. Sebagian warga ada juga mendengar bunyi dari dalam koper itu, makanya kami langsung menjauh," imbuhnya.

Lihat juga:
Hati-hati, Penipuan Gunakan Nomor WA Dengan Profil Wakil Bupati Minta Transfer Uang


(Regional.kompas - Riaupos.jawapos)
Editor: Manto


0 comments:

Post a Comment