Dampak Covid-19, Siswa Mengaku Bingung dengan Penerapan Belajar Jarak Jauh

Dampak Covid-19, Siswa Mengaku Bingung dengan Penerapan Belajar Jarak Jauh
Ilustrasi. Siswa belajar. (blogs.edweek/Madeline Will)

Jakarta - Forumpublik.com | Badan Kesehatan Dunia ( WHO) telah meningkatkan status virus corona menjadi pandemi global pada Rabu (11/3/2020).

Penetapan virus corona sebagai pandemi global didasarkan atas meningkatnya jumlah kasus di luar China hingga 13 kali lipat serta banyaknya negara yang terinfeksi.

Hingga Rabu, tercatat 118 negara mengonfirmasi kasus Covid-19.

"Dalam beberapa hari atau pekan mendatang, kita akan melihat peningkatan jumlah kasus, kematian, hingga negara terinfeksi yang jauh lebih tinggi," kata Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus.

Pasca-penetapan ini, WHO meminta semua negara untuk melakukan beberapa hal berikut:

Pertama, mengaktifkan dan meningkatkan mekanisme tanggap darurat,
Kedua, berkomunikasi dengan publik tentang risiko dan bagaimana mereka dapat melindungi diri sendiri,
Ketiga, menemukan, memisahkan, menguji, dan mengobati setiap kasus Covid-19 dan melacak setiap kontak yang berkaitan.

"Kami tak bisa mengatakan ini cukup keras atau cukup jelas. Semua negara mampu mengubah arah pandemi ini," kata Tedros.

Bukan hanya dampak diatas, yang terjadi saat ini di Indonesia, hingga menghambat proses belajar mengajar di beberapa wilayah Indonesia.

Sejumlah siswa mengaku kebingungan dengan penerapan pembelajaran jarak jauh oleh Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, sebagai imbas dari penutupan sekolah demi mencegah penyebaran virus corona.

Anies belum mengumumkan program belajar jarak jauh yang ia maksud. Namun menurut sejumlah siswa, belajar jarak jauh akan mempersulit konsultasi dengan guru.

"Kalau konsultasi ke guru susah. Kalau mau tanya langsung tidak bisa. Misalnya tidak paham, jadi tidak bisa bertanya sama gurunya," kata siswa kelas 12 IPA di SMA 31, Rendy Feliando, saat ditemui di bilangan Jatinegara, Jakarta, Sabtu (14/3).

Terpisah, Siswa kelas 12 IPA di SMA 80, Fina Tanjung, mengatakan saat ini para siswa belum memahami mekanisme belajar mengajar jarak jauh.

"Belajar dari rumah itu menurut saya akan sulit menangkap ajaran dari guru, apalagi dengan mata pelajaran yang berkaitan dengan angka dan rumus," kata Fina.

Baca juga:

Fina mengatakan proses belajar mengajar jarak jauh ini malah akan berdampak pada penurunan nilai para siswa.

"Kurang efektif kalau belajar dari jarak jauh atau teleconference, soalnya kalau banyak hitungan, angka, dan rumus pasti akan jadi bingung menghitungnya," kata Fina.

Rendy dan Fina angkat suara setelah Anies mengumumkan penutupan seluruh sekolah di DKI Jakarta untuk mencegah penyebaran virus corona.

Sebagai gantinya, Anies akan mengumumkan program belajar jarak jauh yang bakal berlaku selama dua pekan ke depan.

Anies juga menyerukan agar tempat-tempat belajar informal seperti kursus mengambil sikap serupa, yaitu mengubah proses belajar mengajar menjadi dari jarak jauh.

Lihat juga:
Sidang Pembangunan New Female Apartment, Hakim Agendakan Pemeriksaan Setempat
Pemerintah Tetapkan Cuti Bersama 2020 Bertambah jadi 24 Hari
Biaya Perawatan Ditanggung Gratis, Sebab Corona Ditetapkan Bencana
Jokowi: Indonesia Tidak Boleh Tertinggal Kemajuan Ekonomi Digital
Sidang Pembangunan New Female Apartment, Hakim Agendakan Pemeriksaan Setempat
Pembangunan Ibu Kota, Negara libatkan Masyarakat Lokal "Kembangkan Industri Digital"

(CNN/jnp/has)


0 comments:

Post a Comment