Kepala BI Kepri, Rony Widijarto menyampaikan, berbagai inisiatif yang telah dilakukan guna mempercepat akselerasi produk halal dan mendorong pertumbuhan ekonomi syariah.
Menurutnya, penguatan ekosistem produk halal sangat penting.
Salah satu langkah strategis yang dilakukan adalah membentuk Halal Center di berbagai Perguruan Tinggi guna mempercepat sertifikasi halal bagi produk UMKM.
Sejak 2022, BI Kepri telah berhasil membentuk tiga Halal Center, yakni di Politeknik Negeri Batam, STAIN Sultan Abdurrahman Tanjungpinang, dan STAI Natuna.
"Hingga 2024, Kepri tercatat sebagai provinsi dengan jumlah Halal Center terbanyak di Sumatra dengan lebih dari 10.000 produk UMKM tersertifikasi halal," ungkap Rony, saat ditemui di Gedung BI Kepri, Kamis (6/3/2025) sore.
Baca: Dorong Sektor Manufaktur dan Kendalikan Inflasi, Pemerintah Perkuat Stabilitas Ekonomi
Rony melanjutkan, BI Kepri juga aktif meningkatkan literasi masyarakat tentang produk halal melalui seminar internasional bertajuk 'Navigating Global Halal Value Chain Trends and Challenges'.
Acara ini menghadirkan berbagai narasumber dari Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH) RI, Majlis Ugama Islam Singapura (MUIS), hingga penyelenggara Malaysia International Halal Showcase (MIHAS).
"Dalam program ini, BI Kepri juga menyediakan Helpdesk bagi UMKM yang ingin mendapatkan bimbingan dalam pengajuan sertifikasi halal," ungkapnya.
Selain kuliner halal, Rony mejelaskan, pengembangan Industri Modest Fashion juga menjadi fokus utama BI Kepri.
"Melalui program Industri Kreatif Syariah (IKRA), BI Kepri melakukan pendampingan kepada UMKM yang bergerak di bidang modest fashion. Hingga 2024, sebanyak sembilan UMKM dari Kepri berhasil lolos seleksi IKRA," kata Rony.
Sebagai bentuk promosi, BI Kepri juga telat menggelar Modest Fashion Show yang menghadirkan desainer dari 13 wilayah di Sumatra.
Acara ini merupakan bagian dari rangkaian Festival Ekonomi Syariah Regional Sumatera 2024, yang bertujuan untuk memperluas jangkauan produk fesyen halal ke pasar yang lebih luas.
Penguatan Ekonomi dan Keuangan Syariah
Dalam rangka memperkuat pasar keuangan syariah, BI Kepri mengadakan seminar bertajuk "Akselerasi Ekonomi dan Keuangan Syariah untuk Mendukung Pertumbuhan Ekonomi Indonesia".
Seminar ini menghadirkan berbagai tokoh seperti Prof. Dr. Abdul Muli Direktur Eksekutif Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah, serta perwakilan Bank Indonesia.
Selain itu, seminar bertema "Optimalisasi Dana ZISWAF untuk Pemberdayaan Ekonomi Produktif" juga digelar untuk membahas pemanfaatan zakat, infak, sedekah, dan wakaf dalam menggerakkan ekonomi produktif.
Acara ini dihadiri oleh berbagai pemangku kepentingan, di Kepri, termasuk Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) dan Lembaga Sertifikasi Profesi Badan Wakaf Indonesia (LSP BWI).
"Dengan berbagai langkah strategis ini, kami optimis bahwa ekosistem ekonomi halal di Indonesia, khususnya di Kepri akan semakin berkembang dan memberikan dampak positif bagi pertumbuhan ekonomi nasional," ucap Rony Widijarto.
Baca juga:
Mudik Lebaran, Pemerintah Berikan Insentif PPN 6% untuk Tiket Pesawat Ekonomi
Dorong Pertumbuhan Ekonomi, Pemerintah Percepat Implementasi Kebijakan Strategis
BKF: Target Penerimaan Perpajakan 2023 Capai Rp2.021,2 Triliun, Tertinggi Sepanjang Sejarah
(Aldy)