![]() |
Ilustrasi. FIFA secara resmi melarang tiga negara berpartisipasi di Piala Dunia 2026, yakni: Pakistan, Rusia dan Kongo. (Foto: Dok. FIFA) |
Ketiga negara dikeluarkan, dari turnamen karena berbagai alasan, mulai dari masalah administratif hingga sanksi geopolitik.
Piala Dunia 2026, yang akan diselenggarakan bersama oleh Amerika Serikat, Kanada, dan Meksiko, akan diikuti oleh 48 tim.
FIFa mencoret ketiga negara tersebu, akibat kontroversi yang melibatkan federasi sepak bola masing-masing.
Piala Dunia 2026 kali ini dipastikan seperti laga super bowl, final dalam olahraga rugbi Amerika Serikat.
Presiden FIFA Gianni Infantino menyampaikan hal ini, setelah melakukan pertemuan FIFA Council di Dallas pada Rabu (5/32025).
Dari rapat itu ditetapkan akan ada konser musik di tengah jeda pertandingan.
Nantinya pentolan band Coldplay Chris Martin dan Phil Harvey akan menentukan artis yang akan tampil pada pertengahan babak pertama dalam laga final Piala Dunia 2026 di New Jersey.
"Saya dapat mengonfirmasi bahkan akan ada pertunjukan paruh waktu pertama saat final Piala Dunia FIFA di New York/New Jersey," tulis Infantino di media sosial Instagram.
"Ini akan menjadi momen bersejarah bagi Piala Dunia FIFA dan pertunjukan yang sesuai dengan acara olahraga terbesar di dunia," ujar orang nomor satu FIFA ini menjelaskan lebih lanjut.
Baca: Benfica vs Barcelona 0-1, Szczesny Pahlawan Senyap di Balik Kemenangan Blaugrana
Adapun ketiga negara yang di coret FIFA di Piala Dunia 2026 adalah:
1. Pakistan Kena Sanksi Administratif
FIFA menjatuhkan sanksi kepada Federasi Sepak Bola Pakistan (PFF) karena kegagalan dalam mengadopsi konstitusi baru yang bertujuan memastikan pemilu yang adil dan demokratis dalam organisasi tersebut.
Akibatnya, Pakistan dilarang tampil di Piala Dunia 2026 hingga PFF menyetujui konstitusi yang sesuai dengan regulasi FIFA.
Dalam kualifikasi Piala Dunia 2026, Pakistan juga tampil buruk dengan finis di posisi terakhir Grup G zona Asia, semakin memperparah situasi mereka.
2. Rusia Masih Kena Sanksi Geopolitik
Sejak invasi Rusia ke Ukraina pada Februari 2022, FIFA dan UEFA menjatuhkan larangan bagi tim nasional dan klub Rusia untuk berpartisipasi dalam kompetisi internasional.
Alhasil, Rusia tidak bisa tampil di Piala Dunia 2026 maupun Piala Eropa 2024.
Larangan ini tidak hanya berdampak pada timnas pria dan wanita, tetapi juga klub-klub Rusia yang tak bisa berlaga di turnamen Eropa seperti Liga Champions, Liga Europa, dan Conference League.
Sanksi ini tetap berlaku hingga ada keputusan lebih lanjut dari FIFA dan UEFA.
3. Kongo Kena Hukuman karena Intervensi Pihak Ketiga
FIFA juga mencoret Kongo dari daftar peserta Piala Dunia 2026 karena adanya campur tangan pihak ketiga dalam Federasi Sepak Bola Kongo (FECOFOOT).
FIFA, bekerja sama dengan Konfederasi Sepak Bola Afrika (CAF), menangguhkan keikutsertaan Kongo hingga kondisi tertentu terpenuhi.
Beberapa syarat yang harus dipenuhi agar Kongo kembali diterima FIFA antara lain menghentikan perubahan finansial yang tidak sah dan mengembalikan kendali penuh atas markas federasi sepak bola mereka.
Kongo sendiri saat ini berada di dasar klasemen Grup E kualifikasi zona Afrika.
Bukan Kasus Pertama, FIFA Pernah Melarang 17 Negara
Larangan FIFA terhadap negara-negara tertentu bukanlah hal baru. Sejak 1950, FIFA telah menjatuhkan sanksi kepada 17 negara yang melanggar regulasi resmi.
Jerman dan Jepang dilarang tampil di Piala Dunia 1950, sementara Afrika Selatan dilarang selama dua dekade (1970–1990) akibat kebijakan apartheid.
Negara lain yang pernah mendapat hukuman termasuk Meksiko (1990), Chile (1994), Myanmar (2006), dan Indonesia (2015).
Pakistan sendiri menjadi salah satu negara dengan riwayat sanksi terbanyak dari FIFA, setelah sebelumnya juga terkena hukuman pada 2017, 2021 (tiga kali), dan kini di 2025.
Dengan keputusan terbaru ini, Rusia, Pakistan, dan Kongo harus menunggu lebih lama untuk bisa kembali berpartisipasi di ajang sepak bola paling bergengsi dunia.
Baca juga:
Leg Pertama 16 besar Liga Champions, Real Madrid Hanya Menang Tipis atas Atletico
Liverpool VS PSG di Liga Champions, Alisson Becker Pahlawan di Balik Kemenangan Dramatis