Akibat ledakan kapal ini, diketahui saat ini ada 28 korban yang antaranya diduga ada 10 meninggal dunia, sementara 18 sisanya masih menjalani perawatan intensif di rumah sakit.
Empat korban meninggal dunia di Rumah Sakit Elisabet Sei Lekop, yakni C. Pasaribu (alm), suami dari Br Sitompul, Krisman Simatupang (alm) yang dikenal sebagai suami dari Br Tarihoran kelahiran Rawang 1974, serta Siregar dan Ramadhan Rizky Nasution kelahiran 2006. Sementara itu, empat korban lainnya di RS Mutiara Aini Batam.
Para keluarga korban saat ini tengah berada di rumah sakit, berharap kabar baik bagi anggota keluarganya yang masih dirawat. Ujar salah satu kerabat para korban saat ditemui tim media ini di RS Elisabet Sei Lekop.
Kapolda Kepri didampingi Kapolresta Barelang Kombes Pol Zaenal Arifin menyatakan, penyebab kecelakaan kerja ini masih dalam tahap penyelidikan oleh Satreskrim Polresta Barelang.
"Kami akan mengungkap penyebab pasti kecelakaan ini untuk mencegah kejadian serupa di masa depan," ujar Kapolda Kepri dalam keterangan pers di RS Mutiara Aini, Rabu (15/10/2025).
"Sementara korban yang sudah diketahui yaitu sebanyak 28 orang. Sepuluh orang di antaranya meninggal dunia, 18 masih dalam perawatan intensif," kata Irjen Asep.
Baca: Bea Cukai Batam dan Gakkum LHK Gagalkan Upaya Pemasukan 18 Kontainer, Diduga Berisi Limbah B3
Asep mengatakan, 18 orang korban lainnya saat ini tengah mendapat perawatan intensif di rumah sakit. Para korban dirawat di beberapa rumah sakit berbeda.
"Mudah-mudahan yang 18 korban ini bisa selamat dan masih dalam perawatan intensif di beberapa rumah sakit," ujarnya saat mengunjungi korban di RS Mutiara Aini.
Ia menambahkan, terdapat empat orang korban luka berat yang tengah dirawat di ruang ICU RS Mutiara Aini. Pihaknya juga masih memastikan kondisi korban lainnya.
"Luka berat di rumah sakit ini ada empat yang dalam perawatan di ruang ICU. Tempat lain kami masih mengecek juga, sementara di tiga rumah sakit," ujarnya.
Terkait penyebab kecelakaan, Asep menyebutkan saat ini masih dalam penyelidikan pihaknya. Ia menegaskan akan menindak tegas apabila ditemukan pelanggaran hukum.
"Sementara penyebabnya sedang dalam proses penyelidikan dari tim Reskrim, baik Polresta Barelang maupun Polda. Inafis kita sedang bekerja di TKP. Nanti kita akan ketahui penyebabnya apa dari kecelakaan kerja tersebut," jelasnya.
"Tentu saja dari hasil penyelidikan nanti kita bisa lihat apakah ada unsur kelalaian yang mengakibatkan orang meninggal dunia. Apabila itu ditemukan, maka akan kita proses sesuai dengan hukum yang berlaku," tambahnya.
Salah satu pekerja yang selamat menceritakan detik-detik terjadinya kebakaran. Sebelum api muncul, disebut bahwa blower udara di dalam tangki sempat mati. Hal itu membuat asap tidak dapat keluar.
"Tadi sempat mati blower angin ke dalam. Jadi nggak ada yang buat asap keluar. Minyak mentah masih ada di dalam, dan kami sedang kerjakan cutting, pakai alat api," kata seorang pekerja yang enggan disebutkan namanya pada detikcom, saat ditemui di RS Mutiara Aini, Rabu (15/10/2025).
Pekerja tersebut menuturkan, saat kejadian dirinya berada di bagian atas scaffolding, sedang memasang nozzle baru.
"Aku pas di atas scaffolding, paling atas. Pas lagi pasang nozzle baru, tiba-tiba terasa panas dari bawah. Kami langsung lari menghindari api," ujarnya.
Baca:
Jaksa Tuntut Terdakwa Pelaku Penipuan Seleksi Bintara Polri 2 Tahun Penjara
KPK: Khalid Basalamah Kembalikan Uang Kasus Korupsi Kuota Haji
Bea Cukai Gagalkan Penyelundupan Terbesar, Ballpress dan Barang Lainnya Senilai Rp 30 M
Korupsi Kuota Haji 2024, KPK: Kerugian Negara Lebih Rp 1 Triliun
Vonis Eks Kanit Satnarkoba Polresta Barelang, PT Kepri Ubah jadi Hukuman Mati
Baca berita lainnya di Indeks News
KPK: Khalid Basalamah Kembalikan Uang Kasus Korupsi Kuota Haji
Bea Cukai Gagalkan Penyelundupan Terbesar, Ballpress dan Barang Lainnya Senilai Rp 30 M
Korupsi Kuota Haji 2024, KPK: Kerugian Negara Lebih Rp 1 Triliun
Vonis Eks Kanit Satnarkoba Polresta Barelang, PT Kepri Ubah jadi Hukuman Mati
Baca berita lainnya di Indeks News