Saptawati: Minum Boba Brown Sugar Boleh, Asal Tak 'Bablas'

Ilustrasi. Konsumsi berlebih boba brown sugar hanya akan menimbulkan kontradiksi akibat jumlah kalori yang tinggi. (CNN Indonesia/Hesti Rika)

Kepri, Forumpublik.com -- Segelas boba brown sugar begitu menggoda. Rasa susu segar dicampur dengan gula merah dan bola-bola kenyal menggiurkan dahaga. Namun, jangan sampai kebablasan mengonsumsi minuman berboba. Kandungan gizi dalam segelas boba brown sugar sebagian besar merupakan gula.

Segelas boba brown sugar biasanya terdiri dari campuran boba yang terbuat dari tepung tapioka, susu, teh, brown sugar atau gula merah, dan keju. Takaran sajian ini beragam tergantung porsi dari setiap label pembuat.

Profesor ahli gizi, Saptawati Bardosono mengatakan, satu gelas saji boba brown sugar mengandung 230 kalori. Komponen utamanya adalah 79 gram karbohidrat, 4 gram lemak, dan 4 gram protein. Terdapat pula sejumlah kecil mineral sebanyak 107 miligram sodium dan 150 miligram kalsium.

Pada dasarnya, komponen dan bahan-bahan ini baik untuk tubuh. Namun, konsumsi dalam jumlah banyak dalam satu waktu dapat menimbulkan kontradiksi karena kandungan kalori yang terlampau tinggi.

Jumlah kalori yang besar membuat minuman boba tak disarankan dikonsumsi dalam jumlah banyak dan berlebihan.

"Semua yang dikonsumsi dalam jumlah banyak tidak dianjurkan karena akan mengganggu asupan nutrisi yang lengkap dan seimbang," kata Saptawati melansir dari CNN, Minggu (15/09/19).

Saptawati menjelaskan, dalam jangka pendek, minuman boba brown sugar dapat menurunkan asupan makanan yang bergizi seimbang.

Sifatnya yang tinggi kalori membuat perut kenyang dengan cepat, sekaligus lapar lebih cepat. Tapioka pembuat boba dikenal sebagai karbohidrat yang mampu menghasilkan energi dalam jumlah cepat.

Selain itu, konsumsi tapioka dalam jumlah banyak tanpa diimbangi nutrisi serat dan vitamin hanya akan menyebabkan sembelit.

Dalam jangka panjang, konsumsi boba brown sugar bisa menyebabkan peningkatan kadar gula darah. Gula yang berlebih berisiko menyebabkan obesitas dan kencing manis atau diabetes.

"Jangka panjangnya bisa menyebabkan peningkatan gula darah dan diabetes," pungkas Saptawati.

Lihat juga:
Belenggu Kehidupan Keluarga Pramoedya di Balik 'Bumi Manusia'
Komunisme, Tudingan Orba yang Tak Terbukti di 'Bumi Manusia'
Sullivan: Panjang Umur, Penelitian Sebut Ozzy Osbourne Mutan
Film Romantis Komedi '50 First Dates' Bakal Dibuat versi Korea
Studi Mama's Choice: Semua Ibu Khawatir Saat Hamil dan Menyusui
Di Balik Pahitnya Pare, Berikut Manfaat Kesehatan Bagi Kulit dan Lainnya

(Fp/CNN/ptj/asr)

0 comments:

Post a Comment