Airlangga Ungkap Alasan Penggunaan QRIS Ditakuti Negara Lain

4 November 2025 | November 04, 2025 WIB Last Updated 2025-11-04T12:57:36Z
Airlangga Ungkap Alasan Penggunaan QRIS Ditakuti Negara Lain
Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto ditemui usai acara CEO Insight di Jakarta, Selasa (4/11/2025). (Foto: ANTARA/Muzdaffar Fauzan)

Jakarta - Forumpublik.com | Sistem pembayaran Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) yang dikembangan Bank Indonesia (BI) semakin kuat dan ditakuti berbagai negara lain.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto mengungkapkan, jumlah pengguna QRIS di Tanah Air meningkat lebih tajam dibandingkan pengguna kartu kredit.

Ia mengatakan untuk saat ini, pengguna QRIS telah mencapai 56 juta pengguna dan kartu kredit hanya 17 juta pengguna.

"QRIS ini sudah 56 juta pengguna. Bandingkan kredit card berapa? 17 juta. Jadi kredit card 17 juta, QRIS sudah sekitar 56 juta. Makanya ditakuti," papar Airlangga dalam pertemuan di Hutan Kota by Plataran, Jakarta Pusat, Selasa (4/11/2025), rilis CNBC Indonesia.

Baca: Proyek IKN Menarik Investor Jepang Usai Turun Langsung Keliling

Bahkan, menurut Airlangga, QRIS telah menggunakan standar internasional sehingga sistemnya bisa digunakan di berbagai negara.

"Nantinya, QRIS dipastikan akan terus berkembang," ujarnya.

Saat ini, sistem pembayaran tersebut telah tersedia di lima negara Asia a.l. Thailand, Malaysia, Singapura, Brunei.

Katanya, ke depannya jumlah negara yang terkoneksi dengan QRIS akan bertambah, salah satunya Korea Selatan, China dan Uni Emirates Arab (UEA).

"Juga didorong (dipakai di) negara UAE dan berbagai negara lain, dan ini yang dikhawatirkan oleh berbagai negara lain," paparnya.

ASEAN sendiri, kata Airlangga, akan membentuk platform sistem pembayaran yang besar.

Salah satu negara yang mengusulkan platformnya adalah Singapura, namanya Nexus.

"Jadi tentu kita yang platformnya lebih besar, tentunya harus bisa lebih kuat lagi," kata Airlangga.

Dengan adanya platform sistem pembayaran di ASEAN, Airlangga menilai ekonomi digital Indonesia diharapkan bisa tumbuh 15,5%-19% pada 2045.

Baca juga:
Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Airlangga Ungkap Alasan Penggunaan QRIS Ditakuti Negara Lain

Trending Now

Iklan