Sulit Bicara dan Lupa Merupakan Gejala Stroke yang Sering Tak Kita Sadari

Sulit Bicara dan Lupa Merupakan Gejala Stroke yang Sering Tak Kita Sadari
Ilustrasi. Tanda dan Gejala Stroke. (Foto: cdc.gov)

JAKARTA - Forumpublik.com | Jika kita melihat beberapa dekade kebelakang, stroke seringkali dikaitkan dengan usia yang sudah lansia. Namun, kini tak sedikit orang-orang di usia produktif (berusia di bawah 35 tahun) yang mesti berhadapan dengan stroke. 

Stroke juga dikenal sebagai the silent killer (Sipembunuh Diam), lantaran penyakit ini sangat berbahaya dan bisa membunuh secara diam-diam akibat kelumpuhan otak. Kalau tak menyebabkan kematian, stroke di usia muda masih bisa membawa dampak kecacatan bagi pengidapnya.

Mengutip dari Heartandstroke.ca, Stroke adalah kondisi yang terjadi ketika pasokan darah ke otak terganggu atau berkurang akibat penyumbatan (stroke iskemik) atau pecahnya pembuluh darah (stroke hemoragik). Tanpa darah, otak tidak akan mendapatkan asupan oksigen dan nutrisi, sehingga sel-sel pada sebagian area otak akan mati. Kondisi ini menyebabkan bagian tubuh yang dikendalikan oleh area otak yang rusak tidak dapat berfungsi dengan baik.

Terdapat beberapa faktor yang meningkatkan risiko stroke. Selain stroke, faktor risiko ini juga dapat meningkatkan risiko serangan jantung.


Melansir Forumpublik.com dari Mayoclinic.org, Minggu (1/11/2020), faktor yang meningkatkan risiko stroke meliputi:

1. Faktor kesehatan, yang meliputi: Hipertensi, Diabetes, Kolesterol tinggi, Obesitas, Penyakit jantung, seperti gagal jantung, penyakit jantung bawaan, infeksi jantung, atau aritmia, Sleep apnea dan pernah mengalami TIA atau serangan jantung sebelumnya.

2. Faktor gaya hidup, yaitu meliputi: Merokok, Kurang olahraga atau aktivitas fisik, Konsumsi obat-obatan terlarang, Kecanduan alkohol.

3. Faktor lainnya adalah Faktor keturunan. Orang yang memiliki anggota keluarga yang pernah mengalami stroke, berisiko tinggi mengalami penyakit yang sama juga.

Lumpuh dan timbul kelemahan anggota gerak merupakan gejala stroke yang paling umum terjadi. Namun, selain itu, terdapat gejala stroke lain yang sering tidak disadari seperti sulit bicara dan lupa.

"Gejala stroke umumnya adalah kelemahan anggota gerak. Tapi, yang sering tidak disadari ternyata ada juga gejala stroke terkait dengan gangguan bahasa," kata dokter spesialis saraf RSPON Asnelia Devicaesaria dalam peringatan Hari Stroke Sedunia setiap 29 Oktober mengutip dari CNNIndonesia.com.

Asnelia menjelaskan, gejala stroke ini terjadi secara tiba-tiba. Gejala stroke gangguan bahasa ini dapat berupa sulit mengucapkan kata-kata, salah atau terbalik mengucapkan kata-kata, mengucapkan kata tanpa makna, dan juga tidak dapat memahami kata yang diucapkan orang lain.

"Jadi ada ketidaksesuaian dengan bahasa. Tiba-tiba tidak bisa memproduksi bahasa atau tidak mengerti pembicaraannya, bisa juga dua-duanya," ujar Asnelia.

Baca juga: Dinkes Catat, Dua Anak di Tanjungpinang Tertular COVID-19

Selain gangguan bahasa, tanda stroke lainnya adalah gangguan memori atau ingatan. Gangguan memori ini dikenal juga dengan demensia vaskular atau sekumpulan gejala dengan kriteria gangguan memori dan gangguan kognitif yang terjadi karena gangguan pembuluh darah di otak.

"Demensia vaskular bisa akut atau pelan-pelan pada penderita stroke. Fungsi kognitif bisa berubah dengan lupa kejadian atau lupa sedang berada di mana, disertai gangguan perilaku. Kadang orang menganggapnya gangguan jiwa, padahal bukan," kata dokter spesialis saraf Made Ayu Wedariani.

Made menjelaskan, gejala ini muncul karena pembuluh darah yang tersumbat di otak memengaruhi bagian otak terkait dengan memori dan kognitif.

Made mengatakan, setiap orang atau keluarga yang mengetahui seseorang dengan gejala lupa maupun gangguan bahasa harus segera dibawa ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan medis. Semakin cepat ditangani, semakin sedikit kerusakan dan semakin besar peluang untuk sembuh dan kembali normal.

Lihat juga:
Editor: Manto

0 comments:

Post a Comment