Kekayaan Indonesia Melonjak Tinggi, Pendapatan Negara Capai Rp13.692 T

16 July 2025 | July 16, 2025 WIB Last Updated 2025-07-16T07:47:53Z
Gedung Menteri Keuangan. (Foto: Istimewa) 

Jakarta - Forumpublik.com | Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati memaparkan hasil pengelolaan negara yang melonjak dalam beberapa tahun terakhir.

Terutama kekayaan negara yang sudah mencapai Rp13.692,4 triliun per akhir 2024.

"Kekayaan negara melonjak tinggi," ungkap Sri Mulyani saat rapat kerja dengan Komisi XI Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) di Gedung DPR/MPR, Jakarta, Senin (14/7/2025)

Nilai aset negara secara keseluruhan itu naik bila dibandingkan pada catatan 2023 yang sebesar Rp 13.072,8 triliun.

Adapun pendapatan yang dihimpun sepanjang tahun 2024 tercatat Rp 3.115,3 triliun, lebih rendah dari beban operasional sebesar Rp 3.353,6 triliun. Dengan demikian, terdapat defisit sebesar Rp 238,3 triliun.

Baca:
Kejari Tangerang Resmi Tahan Aktor Jonathan Frizzy di Lapas Pemuda

Sri Mulyani juga menyampaikan, cakupan stakeholders yang semakin luas.

Antara lain Kementerian/Lembaga yang mencapai 99, 546 pemerintah daerah, 75.266 desa dan 19.439 satuan kerja.

Wajib pajak yang memiliki kontribusi besar dalam penerimaan negara mencapai 82,23 juta dan 148 ribu eksportir/importir.

Sebelumnua Sri Mulyani Indrawati mengumumkan, neraca pemerintah per akhir 2024 atau tepatnya 31 Desember 2024 terus mengalami penguatan.

Dari sisi total aset, ia sebutkan pada 2024 telah mencapai Rp 13.692,4 triliun. Nilai aset negara secara keseluruhan itu naik bila dibandingkan pada catatan 2023 yang sebesar Rp 13.072,8 triliun.

Selain total aset, Sri Mulyani mengatakan, kewajiban negara pada 2024 senilai Rp 10.269,0 triliun, dan Ekuitas Rp 3.423,4 triliun. Nilai ini juga naik dari catatan pada 2023 Rp 9.536,7 triliun, dan ekuitas Rp 3.536,1 triliun.

"Posisi ini menggambarkan kekayaan bersih negara dan kapasitas fiskal yang dapat diandalkan untuk mendukung pembangunan nasional yang berkelanjutan," tutur Sri Mulyani saat menyampaikan keterangan pemerintah terhadap RUU Pertanggungjawaban APBN TA 2024 dalam sidang rapat paripurna DPR ke-21 di Gedung Parlemen, Jakarta, Selasa (1/7/2025).

Dari sisi operasional, pendapatan yang dihimpun sepanjang tahun 2024 tercatat Rp 3.115,3 triliun, lebih rendah dari beban operasional sebesar Rp 3.353,6 triliun. Dengan demikian, terdapat defisit sebesar Rp 238,3 triliun.

"Di sisi lain, kegiatan non-operasional mencatatkan surplus Rp22,7 triliun, sehingga defisit operasional secara keseluruhan tercatat Rp215,7 triliun," tutur Bendahara Negara.

Sebagai pelengkap dari informasi keuangan tersebut, Sri Mulyani juga mengungkapkan, Laporan Arus Kas Tahun 2024 menunjukkan aktivitas pendanaan dan aktivitas transitoris mencatat arus kas positif.

Sementara itu, aktivitas operasi dan aktivitas investasi mencatatkan arus kas negatif. Namun demikian, arus kas negatif dari aktivitas investasi ini ia anggap mencerminkan komitmen Pemerintah untuk terus melakukan investasi produktif guna mendorong akselerasi pembangunan nasional.

Baca juga:
Hakim PN Batam Hanya Vonis 4 Bulan Penjara Ahmad Rifai Pelaku Penipuan Umrah
Amanat Ahli Keuangan: Jangan Menimbun Uang Dalam Rekening
Laku Rp 18 M, Kejagung Lelang Lahan 17 Hektare Milik Terpidana Korupsi Benny Tjokro
Dugaan Korupsi Pembangunan Rumah Susun, Kejati Sumut Terima Laporan Kementerian PKP
Ustad Ahmad Rifai Dituntut Jaksa 2 Tahun Penjara, Minta Tetap Ditahan

Baca berita lainnya di Indeks News
Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Kekayaan Indonesia Melonjak Tinggi, Pendapatan Negara Capai Rp13.692 T

Trending Now

Iklan